Jumlah angkutan umum di indonesia saat ini dirasakan kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan segala aktifitas. Sering kali masyarakat kita kesulitan untuk mendapatkan angkutan umum sehingga tidak banyak dari masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dalam kegiatannya sehari-hari. Namun tidak selamanya kendaraan pribadi tersebut dapat memenuhi kebutuhan contoh halnya pada saat musim liburan telah datang.
Gaya hidup
masyarakat indonesia lebih sering memanfaatkan musim liburan dengan
beramai-ramai berlibur ke tempat wisata maupun mengunjungi keluarga mereka yang
ada di luar kota. Dengan meningkat jumlah jarak yang ingin di tempuh dan jumlah
masyarakat yang ingin liburan lebih banyak dari pada jumlah angkutan umum maka
tidak sedikit dari masyarakat yang rela untuk berdesak-desak dalam angkutan
umum yang mereka gunakan.
Kejadian ini
akan lebih terlihat jelas apabila masyarakat kita yang ingin liburan melakukan
perjalanannya ramai-ramai menggunakan bus ekonomi maupun patas. Karena kedua
jenis bus tersebut yang memiliki harga ekonomis dan juga lebih cepat sampai ke
tempat tujuan. Namun sesungguhnya dengan menggunakan bus tersebut dengan
keadaan penuh sesak sangat beresiko menimbulkan terjadinya kecelakaan dan
tindakan kriminal.
Dalam hal ini kedua pihak yakni pengemudi bus dan penumpang bus tentu tidak sepenuhnya harus dipermasahkan karena hakikatnya pengemudi bus tersebut ingin mendapatkan uang setoran yang lebih banyak dengan cara menaikkan penumpang sebanyak-banyak walaupun jumlah tempat duduk penumpang telah terisi dan juga penumpang tersebut ingin segera capai ke tempat tujuan walaupun harus berdiri berdesak-desakkan dengan penumpang lain.
Resiko
terjadinya kecelakaan sangat mungkin dapat terjadi dan bila kecelakaan terjadi
akan banyak masyarakat yang akan kehilangan keluarga mereka karena menjadi
korban dari kecelakaan bus yang di isi dengan penumpang yang sangat banyak.